
si anak justru akan terbebani apabila mereka terlambat belajar membaca
dan berbagai studi juga menunjukkan bahwa usia 6-7 tahun dapat digolongkan ke
dalam kategori ‘terlambat’ tersebut.
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca
bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan
dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh
karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu
menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Pembelajaran membaca untuk kelas rendah pun harus
mendapatkan perhatian yang serius. Khususnya untuk kelas I, guru harus
berhati-hati dan cermat dalam menyusun perencanaan sekaligus pelaksanaannya.
Hal ini penting karena kelas I merupakan pondasi bagi kelas-kelas berikutnya.
Kelas I SD merupakan pintu gerbang bagi siswa memasuki dunia pendidikan formal.
Sekali guru salah bertindak yang berdampak pada kegagalan siswa, akan sangat
berpengaruh bagi kemajuan siswa selanjutnya. Itu sebabnya guru harus
benar-benar berhati-hati.
Ada banyak metode yang dapat digunakan guru untuk mengajar
membaca di kelas I SD. Beberapa metode pembelajaran membaca yang terkenal,
yaitu:
1.Metode abjad dan
metode bunyi
Mula-mula guru memperkenalkan huruf (abjad) kepada siswa: a
b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z. Selain yang dipasang di
papan tulis, masing-masing huruf tadi juga perlu ditulis dalam sebuah kartu
(satu huruf satu kartu).
Apabila pengenalan huruf tadi sudah lancar, maka guru mulai
bisa menugaskan beberapa siswa untuk mengambil huruf-huruf tertentu dari
kartu-kartu huruf yang tersedia. Biarkan siswa mengenal huruf-huruf itu tanpa
makna karena tujuannya adalah mengenal dan memahami huruf (abjad). Lakukan
kegiatan ini berulang-ulang sehingga siswa benar-benar mengenal dan memahami
huruf-huruf itu.
Selanjutnya, kegiatan dapat ditingkatkan dengan membentuk
kata. Pilih beberapa konsonan dan vokal, yang apabila digabungkan bisa menjadi
kata yang bermakna. Misalnya: b u d i. Tempel atau tulis huruf b-u-d-i di papan
tulis. Tunjukkan kepada siswa bahwa kata itu dibaca budi.
Menurut Alhkadiah,kedua metode ini sudah sangat tua.
Menggunakan kata-kata lepas, misalnya:
Metode abjad
: bo-bo-bobo
la-ri-lari
Metode bunyi
: na-na-nana
lu-pa-lupa
2. Metode kupas rangkai suku kata dan metode
kata lembaga
Kedua metode ini menggunakan cara mengurai dan merangkaikan.
Misalnya:
Metode kupas rangkai suku kata : ka ki-ka ki
pa pa-pa pa
Metode kata lembaga : Bola-bo-la-b-o-l-a-b-o-l-a-bola
3.Metode global
Metode global timbul sebagai akibat adanya pengaruh aliran
psikologi gestalt, yang berpendapat bahwa suatu kebulatan atau kesatuan akan
lebih bermakna daripada jumlahbagian-bagiannya.Memperkenalkan kepada siswa
beberapa kalimat, untuk dibaca.
Contohnya: ibu makan
nasi, disertai gambar, anak membaca tulisan tersebut, baru guru menjelaskan
huruf-huruf yang dirangkai membentuk suku kata, kata, dan kalimat.
4.Metode SAS
(Struktural Analisa Sintesa).
Metode SAS dilaksanakan dengan menggunakan kartu kalimat dan
papan flanel. Mula-mula guru menunjukkan gambar kepada siswa (jika benda asli
bisa dihadirkan tentunya lebih baik jika benda asli ditunjukkan terlebih
dahulu).
Metode ini dibagi menjadi 2tahap, yaitu: (a) tanpa buku (b)
menggunakan buku.Mengenai itu, Momo(1987) mengemukakan beberapa cara yaitu:
a. Tahap tanpa buku, dengan cara:
- Merekam bahasa siswa
- Menampilakn gambar sambil bercerita
- Membaca gambar
- Membaca gambar dengan kartu kalimat
- Membaca kalimat secara struktual (S)
- Proses Analitik (A)
- Proses Sintetik (S)
b. Tahap dengan buku, dengan cara:
- Membaca buku pelajaran
- Membaca majalah bergambar
- Membaca bacaan yang disususn oleh guru dan siswa.
- Membaca bacaan yang disusun oleh siswa secara berkelopok.
- Membaca bacaan yang disusun oleh siswa secara individual.
Metode ini yang dipandang paling cocok dengan jiwa anak atau
siswa adalah metode SAS menurut Supriyadi dkk (1992).
No comments:
Post a Comment